Langsung ke konten utama

Bintang Katai Merah

Bintang katai merah (red dwarf) adalah tipe bintang yang memiliki massa antara 0,08 sampai 0,5 kali massa matahari.

Sesuai namanya bintang katai merah ini berwarna merah dan memiliki ukuran yang terbilang kecil di antara bintang-bintang yang aktif di jagat raya.

Dibandingkan dengan bintang lain, katai merah  mempunyai suhu dan kecerahan yang sangat rendah. Ini menyebabkan cahayanya tampak sangat redup.

Sebagai perbandingan, kecerahan katai merah antara 0,0001 sampai 0,1 kali kecerahan matahari. Dengan suhu permukaan sekitar 2500-3500 Kelvin.

Saking redupnya, ia bahkan tidak terlihat oleh mata telanjang pada langit malam, untuk bisa dilihat kita butuh bantuan teleskop.

Proxima Centauri merupakan contoh bintang katai merah yang juga bintang terdekat dengan matahari. Berjarak sejauh 4,2 tahun cahaya dari bumi.

Proxima Centauri
Proxima Centauri Dilihat dari Teleskop Hubble
Kredit : NASA, ESA, STScl (K. Sahu, J. Anderson, H.Bond), M.Dominik
Sumber hubblesite.org

Bintang-bintang di Galaksi Bimasakti terdiri dari sekitar 70% bintang katai merah. Dibanding bintang lainnya, katai merah memiliki waktu hidup paling lama, yaitu antara 1 sampai 10 triliun tahun.

Alam semesta sudah berusia 13,8 miliyar tahun, artinya bintang katai merah yang ada saat ini bisa dibilang masih bayi.

Mengapa bintang katai merah bisa berumur sangat panjang?

Selama fase hidupnya bintang melakukan reaksi fusi nuklir di dalam intinya dengan mengubah hidrogen sebagai bahan bakarnya menjadi helium. Ketika kehabisan semua bahan bakarnya maka bintang akan mati.

Semakin masif suatu bintang maka semakin besar tekanan terhadap intinya dan suhu inti semakin meningkat, akibatnya laju reaksi nuklir di dalam intinya juga semakin cepat.

Bintang dengan massa yang lebih besar mempunyai ketersedian bahan bakar lebih banyak (jumlah hidrogen lebih tinggi) dibanding bintang bermassa rendah.

Namun semakin besar massa suatu bintang, peningkatan laju reaksi nuklir ini malah jauh semakin pesat.

Akibatnya, rasio antara laju reaksi nuklir dengan jumlah hidrogen pada bintang bermassa besar lebih tinggi dibandingkan dengan bintang bermassa lebih kecil. 

Sehingga bintang dengan massa yang lebih besar  memiliki umur yang lebih pendek, sebaliknya bintang dengan massa yang lebih kecil berumur lebih panjang.

Katai merah sepenuhnya konvektif, artinya helium yang dihasilkan oleh fusi nuklir di inti beserta hidrogen sisa reaksinya dibawa ke permukaan bintang, di mana ia mendingin dan tenggelam kembali untuk dipanaskan lagi. 

Heat Transfer of Stars
Jenis Transfer Panas Pada Berbagai Bintang, Bintang Katai Merah Sepenuhnya Konvektif
Kredit sun.org
Lisensi CC BY-SA 3.0

Akibatnya, terjadi pencampuran hidrogen dan helium dalam inti bintang. Hidrogen yang dibawa lagi ke inti bisa digunakan untuk melakukan reaksi fusi nuklir lagi.

Hal ini juga yang menyebabkan reaksi nuklir pada bintang katai merah bisa terus berlanjut dan bertahan lebih lama.

Pencampuran ini mencegah penumpukan helium di inti yang merupakan prasyarat bagi fusi inti helium dan untuk dimulainya fase Raksasa Merah. 

Oleh karena itu, begitu pasokan bahan bakar hidrogen habis dan tidak ada lagi tekanan radiasi untuk melawan gravitasi, bintang ini akan runtuh dan memanas menjadi katai putih tanpa melalui fase Raksasa Merah.

Suatu saat, ketika seluruh bintang di alam semesta mati, maka bintang yang paling akhir bersinar adalah bintang katai merah. Sebelum akhirnya alam semesta menjadi gelap gulita.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terbitnya Fajar Bagi Sang Semesta

Ketika alam semesta berumur sekitar 150 juta tahun, kala itu alam semesta masih berada dalam zaman kegelapan. Waktu ketika alam semesta masih gelap gulita dan sebelum terbentuknya bintang-bintang. Alam semesta kala ini masih diisi oleh materi berupa awan gas, yang tersusun dari hidrogen dan helium. Awan gas ini tidak tersebar secara merata, ada berbagai wilayah dimana kerapatannya lebih besar daripada wilayah lainnya.  Simulasi Distribusi Materi di Alam Semesta Seiring dengan berjalannya waktu dan pengembangan alam semesta, gas-gas yang mengisi di wilayah yang kurang rapat akan tertarik ke wilayah yang lebih rapat akibat gravitasi, menyebabkan wilayah ini semakin kurang rapat. Sedangkan gas-gas di wilayah yang lebih rapat akan saling tarik-menarik dan terkumpul secara perlahan. Hal ini terjadi di segala penjuru semesta. Gumpalan gas ini mulai memanas seiring dengan kerapatanya makin besar. Akibatnya gas-gas ini mengalami Reionisasi , yaitu proses terlepasnya elektron-elektron dari ...

Riwayat Singkat Sang Semesta - Bagian I

Anda mungkin familiar dengan Teori Big Bang, jika anda merasa kurang familiar, saya sarankan untuk membaca artikel berikut :  Miskonsepsi Tentang Teori Big Bang . Teori Big Bang menjelaskan bahwa alam semesta berawal dari suatu keadaan dimana semua energi dan materi termampatkan dengan kepadatan dan temperatur tak hingga dalam ukuran suatu titik yang disebut sebagai singularitas, yang sejak 13,8 miliar tahun yang lalu mulai berekspansi dan seketika dengan laju yang sangat cepat.  Ekspansi masih terus terjadi, tetapi dengan kecepatan yang lebih lambat hingga saat ini. Dan terbentuklah alam semesta seperti yang kita lihat hari ini. Namun kita tidak benar benar mengetahui apa yang terjadi pada masa paling awal alam semesta.  Di singularitas hukum-hukum fisika yang kita kenal saat ini bakal buyar. Keberadaan singularitas itu sendiri merupakan hasil prediksi matematis berdasarkan Teori Relativitas Umum,  tidak menyangakut aspek mekanika kuantum seperti Prinsip Ketida...