Langsung ke konten utama

Miskonsepsi Tentang Teori Big Bang

Teori Big Bang merupakan suatu teori yang menjelaskan asal usul alam semesta. Namun istilah "Big Bang" itu sendiri bukan berasal dari seorang yang menggagas teori tersebut.

Teori ini bertama kali digagas pada tahun 1927 oleh Georges Lemaitre, seorang pastor sekaligus astrofisikawan berkebangsaan Belgia.

Lemaitre menyatakan bahwa alam semesta berawal dari sebuah atom primordial, disebut juga sebagai "Cosmic Egg", dimana semua energi dan materi yang ada di alam semesta ini terkumpul dalam kerapatan yang sangat sangat tinggi dan dengan ukuran yang sangat sangat kecil.

Georges Lemaitre, Bapak Teori Big Bang. Sumber:wikipedia.org

Fred Hoyle, seorang astrofisikawan dari Inggris yang partama kali menggunakan istilah "Big Bang" yang justru untuk mengejek teori tersebut. 

Hoyle menganggap gagasan tentang alam semesta yang memiliki awal adalah sebuah pseudosains dan ia berpendapat bahwa alam semesta berada dalam keadaan tunak (steady-state universe).

Dalam siaran radio BBC pada 7 April 1949, Hoyle menjelaskan pemikirannya pada teori alam semesta tunak, ia mengatakan, “earlier theories..... were based on the hypothesis that all the matter in the universe was created in one big bang at a particular time in the remote past."

Dari situlah istilah "Big Bang" ini kemudian banyak digunakan dan menjadi populer. 

Terlepas apa yang Fred Hoyle katakan tentang teori Big Bang, sampai saat kita mempunyai berbagi bukti saintifik yang justru mendukung teori tersebut. Namun masih banyak kesalahpahaman terutama pada orang-orang awam tentang Teori Big Bang.

Berikut 4 miskonsepsi tentang Teori Big Bang

1. Big Bang Merupakan Suatu Ledakan 

Terlepas penggunaan istilah "Big Bang" yang berarti ledakan besar, namun peristiwa Big Bang bukanlah suatu ledakan seperti sebuah ledakan bom. 

Big Bang merupakan peristiwa ekspansi alam semesta dari suatu keadaan dengan kepadatan tak berhingga yang berisi semua massa dan energi alam semesta. Ketika itu ukuran alam semesta sangat sangat jauh lebih kecil daripada saat ini, yaitu seukuran sebuah titik, ini yang disebut sebagai singularitas.

2. Big Bang Terjadi di Suatu Tempat Dalam Ruang 

Jika anda bertanya di mana Big Bang terjadi?, jawabannya Big Bang terjadi di mana mana. Alam semesta sendiri adalah rangkaian atau rentangan ruang-waktu. Artinya, alam semesta tidak berekspansi dari suatu titik dalam ruang, akan tetapi ruang itu sendiri berekspansi. 

Dalam hal ini tidak ada tempat spesial di alam semesta yang bisa disebut sebagai pusatnya, dengan kata lain alam semesta tidak mempunyai pusat.

3. Alam Semesta Berasal Dari Ketiadaan 

Teori Big Bang tidak menyatakan alam semesta berasal dari ketiadaan. Berdasarkan Hukum Pertama Termodinamika, energi tak bisa diciptakan maupun dihancurkan, tetapi hanya bisa berubah bentuk

Lantas dari mana semua energi dan meteri yang ada di alam semesta ini berasal?. Dari sesuatu yang memang sudah ada sebelumnya, entah itu merupakan suatu bentuk energi yang tak diketahui, sesuatu yang belum bisa dijelaskan dengan teori-teori yang ada saat ini.

4. Big Bang Merupakan Satu-satunya Big Bang 

Teori Big Bang sendiri tidak mengklaim bahwa Big Bang terjadi hanya sekali saja. Dengan mempertimbangkan hipotesis tentang multiverse, barang kali ada banyak alam semesta selain alam semesta kita yang memiliki asal usulnya masing-masing. 

Dan menurut Model Alam Semesta Siklik, alam semesta kita saat ini bisa jadi berasal dari alam semesta yang telah ada sebelumnya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terbitnya Fajar Bagi Sang Semesta

Ketika alam semesta berumur sekitar 150 juta tahun, kala itu alam semesta masih berada dalam zaman kegelapan. Waktu ketika alam semesta masih gelap gulita dan sebelum terbentuknya bintang-bintang. Alam semesta kala ini masih diisi oleh materi berupa awan gas, yang tersusun dari hidrogen dan helium. Awan gas ini tidak tersebar secara merata, ada berbagai wilayah dimana kerapatannya lebih besar daripada wilayah lainnya.  Simulasi Distribusi Materi di Alam Semesta Seiring dengan berjalannya waktu dan pengembangan alam semesta, gas-gas yang mengisi di wilayah yang kurang rapat akan tertarik ke wilayah yang lebih rapat akibat gravitasi, menyebabkan wilayah ini semakin kurang rapat. Sedangkan gas-gas di wilayah yang lebih rapat akan saling tarik-menarik dan terkumpul secara perlahan. Hal ini terjadi di segala penjuru semesta. Gumpalan gas ini mulai memanas seiring dengan kerapatanya makin besar. Akibatnya gas-gas ini mengalami Reionisasi , yaitu proses terlepasnya elektron-elektron dari ...

Bintang Katai Merah

Bintang katai merah   ( red dwarf)  adalah tipe bintang yang memiliki massa antara 0,08 sampai 0,5 kali massa matahari. Sesuai namanya bintang katai merah ini berwarna merah dan memiliki ukuran yang terbilang kecil di antara bintang-bintang yang aktif di jagat raya. Dibandingkan dengan bintang lain, katai merah  mempunyai suhu dan kecerahan yang sangat rendah. Ini menyebabkan cahayanya tampak sangat redup. Sebagai perbandingan, kecerahan katai merah antara 0,0001 sampai 0,1 kali kecerahan matahari. Dengan suhu permukaan sekitar 2500-3500 Kelvin. Saking redupnya, ia bahkan tidak terlihat oleh mata telanjang pada langit malam, untuk bisa dilihat kita butuh bantuan teleskop. Proxima Centauri merupakan contoh bintang katai merah yang juga bintang terdekat dengan matahari. Berjarak sejauh 4,2 tahun cahaya dari bumi. Proxima Centauri Dilihat dari Teleskop Hubble Kredit : NASA, ESA, STScl (K. Sahu, J. Anderson, H.Bond), M.Dominik Sumber  :  hubblesite.org Bintang-binta...

Riwayat Singkat Sang Semesta - Bagian I

Anda mungkin familiar dengan Teori Big Bang, jika anda merasa kurang familiar, saya sarankan untuk membaca artikel berikut :  Miskonsepsi Tentang Teori Big Bang . Teori Big Bang menjelaskan bahwa alam semesta berawal dari suatu keadaan dimana semua energi dan materi termampatkan dengan kepadatan dan temperatur tak hingga dalam ukuran suatu titik yang disebut sebagai singularitas, yang sejak 13,8 miliar tahun yang lalu mulai berekspansi dan seketika dengan laju yang sangat cepat.  Ekspansi masih terus terjadi, tetapi dengan kecepatan yang lebih lambat hingga saat ini. Dan terbentuklah alam semesta seperti yang kita lihat hari ini. Namun kita tidak benar benar mengetahui apa yang terjadi pada masa paling awal alam semesta.  Di singularitas hukum-hukum fisika yang kita kenal saat ini bakal buyar. Keberadaan singularitas itu sendiri merupakan hasil prediksi matematis berdasarkan Teori Relativitas Umum,  tidak menyangakut aspek mekanika kuantum seperti Prinsip Ketida...