Langsung ke konten utama

Bagaimana Suatu Teori Bisa Disebut Saintifik?

 

Science

Banyak fenomena-fenomena alam misterius dan sulit dijelaskan yang sejak dahulu menghantui keingintahuan nenek moyang kita. 

Mitos-mitos yang ada pada masyarakat kuno adalah upaya untuk menjelaskan fenomena tersebut. Setiap peradaban dalam sejarah manusia mempunyai mitologinya sendiri untuk menjelaskan suatu hal yang sama. 

Gerhana dalam mitologi tiongkok kuno disebabkan oleh seekor naga raksasa yang haus darah menelan matahari dan  akan memakan manusia. Untuk mengusir naga tersebut orang-orang kemudian membunyikan petasan.

Dalam mitologi yunani, gerhana disebabkan karena amarah para dewa yang akan menjatuhkan hukuman kepada seorang raja.

Dan kita memiliki pandangan yang berbeda terhadap alam semesta daripada nenek moyang kita yang hidup pada zaman dahulu. Kita mencari penjelasan terhadap fenomena alam dengan teori-teori saintifik. Dengan sains kita dapat menjelaskan hal-hal tersebut tanpa bias.

Sains bukanlah suatu kebenaran, tetapi sains adalah suatu cara untuk mendekati kebenaran. Lalu bagaimana cara kerja sains?, bagaimana suatu teori bisa disebut saintifik?.

Misalkan ada penyataan umum seperti, "semua angsa berwarna putih". Kita mencoba membuktikan pernyataan itu benar, maka kita harusnya melakukan banyak sekali pengamatan yang bahkan mungkin tak terhitung banyaknya, yaitu dengan mencoba mengamati semua angsa yang ada di seluruh penjuru dunia. Tentu ini bukanlah hal yang praktis.

Meskipun kita merasa telah mengamati seluruh angsa yang ada di dunia dan semuanya berwarna putih, mungkin saja ada angsa berwarna hitam, misalkan di suatu tempat yang kita tidak tahu keberadaannya.

Apabila kita mengamati ada seekor atau beberapa angsa yang berwarna putih, apakah artinya pernyataan itu benar? Tidak!. Tetapi itu merupakan suatu kondisi yang akan teramati dimana jika penyataan tersebut benar, inilah yang dinamakan sebagai truth condition. 

Truth condition tidak serta merta mencerminkan realitas yang sebenarnya. Bisa dikatakan tidak menentukan kebenaran suatu pernyataan.

Akan tetapi untuk membuktikan bahwa pernyataan itu salah, maka kita hanya perlu melakukan satu kali pengamatan, yaitu dengan mengamati angsa yang warnanya tidak putih.

Black Swan
Angsa hitam pertama kali ditemukan di Australia pada tahun 1697

Inilah yang disebut sebagai falsifikasi, yaitu pembuktian atau pembebaran suatu pandangan atau ide itu salah.

Dikarenakan penyataan umum seperti, "semua angsa berwarna putih" dapat difalsifikasi, maka penyataan tersebut mempunyai falsity condition. Falsity condition adalah suatu kondisi yang akan teramati dimana jika penyataan tersebut salah.

Pada dasarnya suatu pernyataan, ide atau hipotesis dikatakan saintifik apabila dapat dilakukan pengamatan dan pengujian untuk memfalsifikasi ide tersebut. 

Apabila tidak dapat dilakukan falsifikasi, maka ide tersebut tidak mempunyai falsity condition, oleh sebab itu suatu ide dikatakan tidak saintifik.

Kita mengamati bahwa benda-benda bergarak, kemudian kita menyatakan hipotesis bahwa suatu benda yang bergerak karena disebabkan oleh sesosok Jin yang tak kasat mata. Untuk mengetahui hal ini perlu dilakukan pengujian.

Kita coba melakukan suatu eksperimen dengan menempatkan beberapa benda. Jika kita mengamati satu atau lebih benda bergerak, maka berdasarkan hipotesis, karena Jin memilih untuk menggerakkan benda.

Jika kita mengamati bahwa tidak ada benda yang bergerak sama sekali. Menurut hipotesis, karena Jin memilih untuk tidak menggerakkan benda tersebut. 

Apapun hasil atau output dari eksperimen ini tidak memfalsifikasi hipotesis tersebut (tidak ada falsity condition). Oleh karena hipotesis ini tidak bisa difalsifikasi, maka dinyatakan tidak saintifik.

Dalam Teori Mekanika Newton, Hukum I Newton menyatakan "suatu benda akan selalu diam atau bergerak beraturan (kecepatannya konstan) jika resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut sama dengan nol".

Kita dapat melakukan falsifikasi dengan mengamati suatu benda dengan resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut tidak sama dengan nol tetapi benda tersebut tetap diam atau bergerak tak beraturan.

Jika hal ini terjadi, tentu ini menunjukkan bahwa Hukum I Newton salah. Jika tidak ada pengamatan yang menunjukkan bahwa Hukum I Newton salah, artinya pengamatan yang telah dilakukan selalu konsisten dengan Hukum I Newton. 

Karena kosistensi hasil pengamatan, kita bisa melakukan suatu prediksi dengan berlandaskan pada teori tersebut. Jadi teori saintifik tidak hanya bisa memberikan penjelasan (explanatory power), tetapi juga bisa melakukan prediksi (predictive power).

Seperti pada Teori Gravitasi Newton, tidak hanya dapat menjelaskan mengapa benda jatuh atau tertarik menuju pusat bumi, tetapi dapat melakukan prediksi terhadap masa depan dengan kondisi awal tertentu. 

Contoh, apa yang akan terjadi jika kita melepaskan suatu benda bermassa dari ketinggian tertentu. Benda tersebut akan jatuh dengan mengalami percepatan sebesar 9,8 m/s² dan tepat mengenai tanah dalam waktu tertentu sesuai dengan ketinggiannya.

Hal ini dapat dijelaskan dalam persamaan berikut

Gerak Jatuh Bebas

Dimana :

t = waktu untuk benda jatuh ke tanah (detik)

h = ketinggian benda saat dijatuhkan (meter)

g = percepatan gravitasi bumi (9,8 m/s²)


Dengan bersandar pada teori-teori saintifik, kemajuan pada bidang teknologi, pengobatan, pangan, bahkan sosial dan ekonomi bisa terus berkembang dan memberi manfaat pada kehidupan manusia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Terbitnya Fajar Bagi Sang Semesta

Ketika alam semesta berumur sekitar 150 juta tahun, kala itu alam semesta masih berada dalam zaman kegelapan. Waktu ketika alam semesta masih gelap gulita dan sebelum terbentuknya bintang-bintang. Alam semesta kala ini masih diisi oleh materi berupa awan gas, yang tersusun dari hidrogen dan helium. Awan gas ini tidak tersebar secara merata, ada berbagai wilayah dimana kerapatannya lebih besar daripada wilayah lainnya.  Simulasi Distribusi Materi di Alam Semesta Seiring dengan berjalannya waktu dan pengembangan alam semesta, gas-gas yang mengisi di wilayah yang kurang rapat akan tertarik ke wilayah yang lebih rapat akibat gravitasi, menyebabkan wilayah ini semakin kurang rapat. Sedangkan gas-gas di wilayah yang lebih rapat akan saling tarik-menarik dan terkumpul secara perlahan. Hal ini terjadi di segala penjuru semesta. Gumpalan gas ini mulai memanas seiring dengan kerapatanya makin besar. Akibatnya gas-gas ini mengalami Reionisasi , yaitu proses terlepasnya elektron-elektron dari ...

Bintang Katai Merah

Bintang katai merah   ( red dwarf)  adalah tipe bintang yang memiliki massa antara 0,08 sampai 0,5 kali massa matahari. Sesuai namanya bintang katai merah ini berwarna merah dan memiliki ukuran yang terbilang kecil di antara bintang-bintang yang aktif di jagat raya. Dibandingkan dengan bintang lain, katai merah  mempunyai suhu dan kecerahan yang sangat rendah. Ini menyebabkan cahayanya tampak sangat redup. Sebagai perbandingan, kecerahan katai merah antara 0,0001 sampai 0,1 kali kecerahan matahari. Dengan suhu permukaan sekitar 2500-3500 Kelvin. Saking redupnya, ia bahkan tidak terlihat oleh mata telanjang pada langit malam, untuk bisa dilihat kita butuh bantuan teleskop. Proxima Centauri merupakan contoh bintang katai merah yang juga bintang terdekat dengan matahari. Berjarak sejauh 4,2 tahun cahaya dari bumi. Proxima Centauri Dilihat dari Teleskop Hubble Kredit : NASA, ESA, STScl (K. Sahu, J. Anderson, H.Bond), M.Dominik Sumber  :  hubblesite.org Bintang-binta...

Riwayat Singkat Sang Semesta - Bagian I

Anda mungkin familiar dengan Teori Big Bang, jika anda merasa kurang familiar, saya sarankan untuk membaca artikel berikut :  Miskonsepsi Tentang Teori Big Bang . Teori Big Bang menjelaskan bahwa alam semesta berawal dari suatu keadaan dimana semua energi dan materi termampatkan dengan kepadatan dan temperatur tak hingga dalam ukuran suatu titik yang disebut sebagai singularitas, yang sejak 13,8 miliar tahun yang lalu mulai berekspansi dan seketika dengan laju yang sangat cepat.  Ekspansi masih terus terjadi, tetapi dengan kecepatan yang lebih lambat hingga saat ini. Dan terbentuklah alam semesta seperti yang kita lihat hari ini. Namun kita tidak benar benar mengetahui apa yang terjadi pada masa paling awal alam semesta.  Di singularitas hukum-hukum fisika yang kita kenal saat ini bakal buyar. Keberadaan singularitas itu sendiri merupakan hasil prediksi matematis berdasarkan Teori Relativitas Umum,  tidak menyangakut aspek mekanika kuantum seperti Prinsip Ketida...