Banyak fenomena-fenomena alam misterius dan sulit dijelaskan yang sejak dahulu menghantui keingintahuan nenek moyang kita.
Mitos-mitos yang ada pada masyarakat kuno adalah upaya untuk menjelaskan fenomena tersebut. Setiap peradaban dalam sejarah manusia mempunyai mitologinya sendiri untuk menjelaskan suatu hal yang sama.
Gerhana dalam mitologi tiongkok kuno disebabkan oleh seekor naga raksasa yang haus darah menelan matahari dan akan memakan manusia. Untuk mengusir naga tersebut orang-orang kemudian membunyikan petasan.
Dalam mitologi yunani, gerhana disebabkan karena amarah para dewa yang akan menjatuhkan hukuman kepada seorang raja.
Dan kita memiliki pandangan yang berbeda terhadap alam semesta daripada nenek moyang kita yang hidup pada zaman dahulu. Kita mencari penjelasan terhadap fenomena alam dengan teori-teori saintifik. Dengan sains kita dapat menjelaskan hal-hal tersebut tanpa bias.
Sains bukanlah suatu kebenaran, tetapi sains adalah suatu cara untuk mendekati kebenaran. Lalu bagaimana cara kerja sains?, bagaimana suatu teori bisa disebut saintifik?.
Misalkan ada penyataan umum seperti, "semua angsa berwarna putih". Kita mencoba membuktikan pernyataan itu benar, maka kita harusnya melakukan banyak sekali pengamatan yang bahkan mungkin tak terhitung banyaknya, yaitu dengan mencoba mengamati semua angsa yang ada di seluruh penjuru dunia. Tentu ini bukanlah hal yang praktis.
Meskipun kita merasa telah mengamati seluruh angsa yang ada di dunia dan semuanya berwarna putih, mungkin saja ada angsa berwarna hitam, misalkan di suatu tempat yang kita tidak tahu keberadaannya.
Apabila kita mengamati ada seekor atau beberapa angsa yang berwarna putih, apakah artinya pernyataan itu benar? Tidak!. Tetapi itu merupakan suatu kondisi yang akan teramati dimana jika penyataan tersebut benar, inilah yang dinamakan sebagai truth condition.
Truth condition tidak serta merta mencerminkan realitas yang sebenarnya. Bisa dikatakan tidak menentukan kebenaran suatu pernyataan.
Akan tetapi untuk membuktikan bahwa pernyataan itu salah, maka kita hanya perlu melakukan satu kali pengamatan, yaitu dengan mengamati angsa yang warnanya tidak putih.
![]() |
Angsa hitam pertama kali ditemukan di Australia pada tahun 1697 |
Inilah yang disebut sebagai falsifikasi, yaitu pembuktian atau pembebaran suatu pandangan atau ide itu salah.
Dikarenakan penyataan umum seperti, "semua angsa berwarna putih" dapat difalsifikasi, maka penyataan tersebut mempunyai falsity condition. Falsity condition adalah suatu kondisi yang akan teramati dimana jika penyataan tersebut salah.
Pada dasarnya suatu pernyataan, ide atau hipotesis dikatakan saintifik apabila dapat dilakukan pengamatan dan pengujian untuk memfalsifikasi ide tersebut.
Apabila tidak dapat dilakukan falsifikasi, maka ide tersebut tidak mempunyai falsity condition, oleh sebab itu suatu ide dikatakan tidak saintifik.
Kita mengamati bahwa benda-benda bergarak, kemudian kita menyatakan hipotesis bahwa suatu benda yang bergerak karena disebabkan oleh sesosok Jin yang tak kasat mata. Untuk mengetahui hal ini perlu dilakukan pengujian.
Kita coba melakukan suatu eksperimen dengan menempatkan beberapa benda. Jika kita mengamati satu atau lebih benda bergerak, maka berdasarkan hipotesis, karena Jin memilih untuk menggerakkan benda.
Jika kita mengamati bahwa tidak ada benda yang bergerak sama sekali. Menurut hipotesis, karena Jin memilih untuk tidak menggerakkan benda tersebut.
Apapun hasil atau output dari eksperimen ini tidak memfalsifikasi hipotesis tersebut (tidak ada falsity condition). Oleh karena hipotesis ini tidak bisa difalsifikasi, maka dinyatakan tidak saintifik.
Dalam Teori Mekanika Newton, Hukum I Newton menyatakan "suatu benda akan selalu diam atau bergerak beraturan (kecepatannya konstan) jika resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut sama dengan nol".
Kita dapat melakukan falsifikasi dengan mengamati suatu benda dengan resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut tidak sama dengan nol tetapi benda tersebut tetap diam atau bergerak tak beraturan.
Jika hal ini terjadi, tentu ini menunjukkan bahwa Hukum I Newton salah. Jika tidak ada pengamatan yang menunjukkan bahwa Hukum I Newton salah, artinya pengamatan yang telah dilakukan selalu konsisten dengan Hukum I Newton.
Karena kosistensi hasil pengamatan, kita bisa melakukan suatu prediksi dengan berlandaskan pada teori tersebut. Jadi teori saintifik tidak hanya bisa memberikan penjelasan (explanatory power), tetapi juga bisa melakukan prediksi (predictive power).
Seperti pada Teori Gravitasi Newton, tidak hanya dapat menjelaskan mengapa benda jatuh atau tertarik menuju pusat bumi, tetapi dapat melakukan prediksi terhadap masa depan dengan kondisi awal tertentu.
Contoh,
apa yang akan terjadi jika kita melepaskan suatu benda bermassa dari
ketinggian tertentu. Benda tersebut akan jatuh dengan mengalami
percepatan sebesar 9,8 m/s² dan tepat mengenai tanah dalam waktu
tertentu sesuai dengan ketinggiannya.
Hal ini dapat dijelaskan dalam persamaan berikut
Dimana :
t = waktu untuk benda jatuh ke tanah (detik)
h = ketinggian benda saat dijatuhkan (meter)
g = percepatan gravitasi bumi (9,8 m/s²)
Komentar
Posting Komentar